Proses Pembuatan Plastik

Proses Pembuatan Plastik


Berdasarkan jenis dan kwalitas plastik proses pembuatan plastik sebenarnya memiliki beberapa metode, namun secara garis besar proses pembuatan plastik melalui beberapa tahap, yaitu:
  1. Injection Molding
  2. Ekstrusi
  3. Thermoforming
  4. Blow Molding

Injection Molding

 
Pada tahap pertama proses pembuatan plastik ini, plastik pada awalnya masih berupa biji plastik. Yang kemudian biji plastik itu dimasukkan ke dalam sebuah tabung panas, pada tabung inilah akan terjadi proses pencairan biji plastik(biji plastik dilelehkan) dengan menggunakan sekrup yang ada di dalam tabung tersebut. Tahap selanjutnya plastik akan masuk ke dalam cetakan.

Ekstrusi

Proses tahap kedua proses pembuatan plastik yang disebut dengan ekstrusi ini merupakan proses dimana cairan biji plastik dihaluskan dengan penekanan secara terus-menerus dengan suhu mencapai 200° sampai 300°.

Thermoforming

Pada tahap ketiga ini, cairan biji plastik telah berubah menjadi lempengan atau lembaran yang kemudian akan dipanaskan kembali dan dimasukkan ke dalam sebuah cetakan yang berbeda.

Blow Molding

Pada tahap akhir, cairan biji plastik akan ditiup secara terus menerus menuju cetakan selanjutnya, kemudian terbentuklah plastik yang siap dibentuk dan dilakukan proses selanjutnya menjadi sebuah benda yang berguna untuk kebutuhan.
 

Peran Plastik bagi Kebutuhan Manusia

Peran plastik dalam kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak dapat dihindari, sebagai contoh penggunaan plastik sebagai wadah makanan, kantong tas belanja(shoping bag), casing, kemasan makanan, alat elektronik, peralatan rumah tangga, furnitur, dan lainnya menggunakan plastik sebagai bahan utama.
Nama "Plastic" berasal dari bahasa Yunani, yaitu "plastikos" yang artinya sesuatu yang mudah dibentuk. Plastik sebagai kemasan pangan memenuhi fungsi yakni sebagai barrier, terutama untuk gas dan cahaya. Pada bahan dan penggunaan plastik, paparan gas seperti O2 dapat ditekan atau dikurangi, maka pertumbuhan mikroorganisme perusak makanan dapat ditekan. Selain itu paparan cahaya yang dapat memicu reaksi kerusakan lemak dan pemudaran pigmen atau warna makanan dapat dihindari. Ditinjau dari segi ekonomi, kemasan pangan(makanan ataupun bahan makanan) harus memenuhi prinsip bahwa total biaya produksi dari kemasan harus lebih kecil dari kegunaan yang diberikan dan nilainya. Hal ini terkait dengan kemasan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan laba perusahaan.
Pada masa sekarang, kemasan jenis plastik yang paling banyak dan umum digunakan oleh populasi manusia adalah dari jenis plastik PET untuk produk botol air minum dalam kemasan. PET atau polietilen tereftalat dengan kode "1" ini hanya boleh digunakan satu kali saja, karena saat pemakaian selanjutnya, apalagi bila digunakan untuk menyimpan air panas, lapisan polimer pada botol akan meleleh dan mengeluarkan zat yang bersifat karsinogenik yang dapat menyebabkan penyakit kanker. Selain itu selama penyimpanan, PET dapat melepas zat antimon trioksida(SbO3). Antimon trioksida merupakan zat berbahaya yang dapat menyebabkan iritasi kulit, iritasi saluran pernapasan, dan untuk jangka panjang dapat menyebabkan kanker.
HDPE(high density polietilen) dengan kode 2 dan LDPE(low density polietilen) dengan kode 4 merupakan jenis plastik lainnya yang juga sangat umum digunakan. Perbedaan keduanya terletak pada susunan kristal dan densitasnya. Karakteristik HDPE lebih kuat dari LDPE karena memiliki daerah kristal yang lebih banyak. Selain itu, plastik HDPE memiliki struktur yang lebih tertutup dan rantai polimer yang lebih rapat dengan rantai cabang yang lebih sedikit sehingga densitasnya lebih tinggi. Hal inilah yang membuatnya disebut dengan "high density" polietilen, sedangkan LDPE dengan rantai polimer yang tidak terlalu rapat(volume lebih besar) disebut sebagai "low density" polietilen. Plastik jenis HDPE hanya dapat digunakan untuk sekali pemakaian karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu juga pelepasan senyawa dari penggunaan bahan pelembut (plastisizer) seperti DEHA. DEHA mempunyai aktivitas mirip dengan hormon estrogen sehingga dapat mengacaukan sistem hormon alami. Perbedaan karakteristik HDPE dan LDPE juga berpengaruh pada aplikasinya sebagai kemasan bahan pangan. HDPE digunakan sebagai wadah yang sifatnya lebih kokoh seperti pada botol minuman susu UHT, jus dan sebagainya. Sedangkan LDPE dengan strukturnya yang tidak sekokoh HDPE digunakan pada botol lunak yang dpt ditekan seperti botol kecap, dan saus sambal. Kedua jenis plastik ini umumnya berasal dari minyak bumi namun sekarang lebih banyak dilakukan sintesis untuk produksinya dimana dilakukan dengan teknik-teknik yang cukup umum dalam pembuatan berbagai jenis plastik yakni teknik polimerisasi, laminasi, serta moulding dengan injeksi, ekstrusi, atau dengan blow.
Polipropilen(PP) dengan kode 5 adalah jenis plastik yang digunakan sebagai wadah atau kemasan food grade produk makanan. Jenis plastik ini lebih aman dan dapat digunakan lebih dari sekali, sebagai contoh adalah wadah makanan dengan merk "Tupperware" dan "Lock & Lock". PP juga digunakan pada kemasan produk makanan olahan hasil industri seperti cookies, wafer, biskuit, chips, juga lazim diaplikasikan untuk kemasan retort pouch dan boil bag.
Seiring perkembangan teknologi dan industri kemasan yang sering digunakan industri pangan tidak hanya kombinasi antara berbagai macam plastik saja, melainkan kombinasi plastik dengan aluminium. Kemasan kombinasi plastik dengan aluminium disebut metallized plastic. Metallized plastic memiliki sifat tidak meneruskan cahaya, menahan bau, menghambat masuknya oksigen, memberikan efek mengkilap, dan mampu menahan gas. Untuk memperbaiki sifat-sifatnya, PP dapat dimodifikasi menjadi Oriented Polypropilene(OPP), dimana dalam pembuatannya ditarik ke satu arah. OPP mempunyai sifat lebih tahan terhadap suhu tinggi, tahan terhadap asam, basa, dan minyak. OPP memiliki karakteristik water vapor transmission rate(WVTR) cukup rendah dimana sirkulasi uap air akan terbatas sehingga baik untuk menjaga kualitas produk selama penyimpanan.
Meskipun begitu, PP bukanlah jenis plastik tanpa cela. Penggunaan PP pada produk air minum dalam kemasan gelas 350 ml disinyalir dapat memunculkan bau dan rasa aneh yang dihubungkan dengan proses ozonisasi. Saat proses ozonisasi produk air minum dalam kemasan dimungkinkan terjadi migrasi monomer seperti heksanal, heptanal, dan oktanal yang memberi bau dan rasa yang kurang menyenangkan. Kode nomor 6 menunjuk pada polistirena atau biasa disebut dengan nama dagangnya, styrofoam. Styrofoam atau polistirena mengandung 95 % udara sehingga baik digunakan untuk keperluan insulasi. Plastik jenis ini menduduki tempat kedua paling tidak ramah lingkungan karena sangat sulit didaur ulang. Selain itu, polistirena dapat melepas monomer-monomer stirena yang menganggu kerja sistem hormon dan sistem syaraf manusia. Sesuai dengan keputusan BPOM tanggal 20 Agustus 2007tentang bahan kemasan pangan menyebutkan bahwa batas maksimal stirena adalah 10000 ppm.
PVC(Polivinil klorida) menjadi jenis plastikpaling kuat  nomor 1, tahan terhadap cuaca, dan tahan terhadap bahan kimia namun di saat yang sama juga menjadi plastik paling tidak ramah lingkungan. Meskipun lebih banyak yang mengetahui aplikasi PVC sebagai plastik untuk pipa, PVC ternyata juga merupakan plastik yang digunakan pada bungkus makanan transparan seperti pada produk-produk permen dan regulasinya diatur dalam SNI 06-0182-2004 tentang film PVC untuk kemasan kembang gula. Karena mengandung klorin, bila terpapar panas PVC akan membentuk salah satu klorida yakni dioksin. Secara umum dioksin terbentuk pada waktu terjadinya pembakaran senyawa yang berbasis klorin dengan hidrokarbon. Dioksin bersifat larut dalam lemak, dan berpotensi terakumulasi dalam pangan dengan kandungan kadar lemak relatif tinggi. Dioksin dapat menganggu kesehatan karena bersifat teratogenik(dapat menular dari ibu ke bayi yang dikandungnya). Pada pembuatan PVC umumnya ditambahkan suatu senyawa inhibitor yakni bisfenol A(BPA). BPA sayangnya juga merupakan suatu zat berbahaya yang menyebabkan kelainan dan gangguan syaraf, hormon, dan juga bersifat karsinogen. BPA mudah ditemukan pada jenis plastik polikarbonat (PC) dimana jenis plastik ini dahulu sering digunakan sebagai bahan pembuat botol bayi namun karena isu kesehatan, penggunaannya sudah dilarang.

Comments

Popular posts from this blog

Tetap Di Rumah Jasa Bikin Blog Berikan Discount Untuk Mendukung Penghentian Penularan Musibah Covid19

Pembuatan Media Iklan Tulisan Timbul Profesional

Orientasi Masadepan